ANALISIS KEKUATAN POTENSI LOKAL DALAM PERSFEKTIF PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (Study Kasus Kabupaten Simalungun)

Siregar, Robert Tua and manullang, Marihot (2016) ANALISIS KEKUATAN POTENSI LOKAL DALAM PERSFEKTIF PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (Study Kasus Kabupaten Simalungun). In: Prosiding Konfrensi Nasional Sosiologi V Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia.

[thumbnail of Prosiding Konferensi APSSI Vol2.compressed.pdf] Text
Prosiding Konferensi APSSI Vol2.compressed.pdf - Published Version

Download (9MB)

Abstract

Perencanaan yang mempedomani terhadap penataan tata ruang, pemanfaatan ruang,
pengendalian pemanfaatan ruang. Pendekatan potensi budaya local yang realita dikemas
dan dikategorikan dalam teori perencanaan partisipatif (Participation Planning Theory)
dalam bentuk konsep yang beragam, seperti advocacy planning, transactive planning,
participatory planning, radical planning, collaborative planning, dan lain-lain. Budaya
lokal atau kearifan lokal yang dalam tulisan ini sebagai salah satu potensi lokal dengan
perencanaan masih belum secara eksplisit dibicarakan, karena budaya yang ada pada
suatu wilayah member pengaruh pada perencanaan pembangunan serta partisipasi
realita. Metode kuantitatif deskriptif yang dilakukan untuk melihat permasalahan diatas
dapat member gambaran sejauh mana kekuatan potensi lokal dalam persfektif
pembangunan daerah. Dengan melihat kasus di Kabupaten Simalungun yang memiliki 9
suku yaitu Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pak-pak,
Melayu, Jawa, dan Nias serta suku lainnya yang berjumlah dibawah 54 %. Namun
demikian, dalam alur partisipasi realistis tersebut, konsep dasar mengenai partipasi dan
kolaborasi antara Perencanaan pembangunan bertumpu pada masalah, kebutuhan,
aspirasi, dan sumber daya masyarakat setempat. Kekuatan potensi budaya lokal memberi
pengaruh dalam pola perencanaan desa menjadi wujud nyata peran serta masyarakat
dalam membangun masa depan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dalam
wilayah yang memiliki suku budaya Jawa 46 % mengimplementasi partisipasi
dibandingkan dengan suku lainnya yang ada pada wilayah Kabupaten Simalungun.
Artinya dukungan individu, kelompok masyarakat, pemerintah, pelaku bisnis, dan
stakeholder perencanaan serta potensi fisik lainnya. Budaya atau kearifan budaya lokal
sebagai bagian dari “practical reasoning” sesungguhnya ada dan menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat, terutama di negara-negara sedang berkembang bukan barat (non
western culture), di samping perencanaan normatif sebagai hasil penalaran “knowledge
of science dalam perencanaan. Tulisan ini menjelaskan konsep kolaborasi antara kearifan
budaya lokal dengan perencanaan dalam persfektif teori perencanaan.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: H Social Sciences > HC Economic History and Conditions
Divisions: Ilmu Ekonomi > S2 Ilmu Manajemen
Depositing User: Robert Tua Siregar
Date Deposited: 01 Mar 2022 04:38
Last Modified: 01 Mar 2022 04:38
URI: http://repository.stiesultanagung.ac.id/id/eprint/623

Actions (login required)

View Item
View Item